suria

Persembahan Makyung “Sindo” Di Aswara

Raja Muda dan Puteri Sindo. - Foto Ihsan ASWARA
Raja Muda dan Puteri Sindo. - Foto Ihsan ASWARA
Raja Muda dan Puteri Sindo. - Foto Ihsan ASWARA

DALAM makyung “Sindo”, ia mengisahkan tentang Raja Besar yang ingin mencari jodoh bagi anakandanya Raja Muda.

Dalam usahanya itu baginda meminta Peran bersaudara memukul canang di serata negeri untuk meminta sekalian rakyat jelata mengadakan persembahan di istana bagi membolehkan Raja Muda mencari jodoh.

Nun di hujung negeri terdapat seorang anak gadis yang bernama Sindo yang selalu didera oleh mak tirinya, Mek Bunga, yang selalu memintanya membeli barang-barang dengan hanya berbekalkan duit seringgit.

Jika tidak dapat dibeli barang-barang yang dipesan, habis dipukul-palunya Sindo. Sindo mempunyai bakat menari yang tiada taranya di dalam negeri itu.

Disebabkan tidak tahan dipukul Mek Bunga, Sindo menumpang teduh di rumah jirannya yang baik hati, Wak Lenggeng dan Tok Selamah.

Wak Lenggeng dan Tok Selamah menyuruh Sindo untuk menyertai persembahan yang diadakan di istana dan Sindo kemudian belajar menari dengan Mek Kenari yang merupakan guru tarian di kampungnya.

Di dalam kelas tarian itu Sindo selalu dibuli oleh Denjo, budak yang paling nakal sekali di kampung itu.

Dapatkah Sindo belajar tarian yang perlu dipersembahkan pada pihak istana? Apakah nasib Sindo yang tidak habis-habis dilanda malang? Saksikan Teater Tradisional Makyong “Sindo” di Panggung Eksperimen Aswara (Akademi Seni Budaya Dan Warisan Kebangsaan) pada 23-25 April 2010, 8.30 malam.

Artikel Sebelum

Artikel Lain